Minggu, 25 September 2016

Suara Pemilih Ahok-Djarot di Pilgub DKI Diprediksi Akan Terpecah



Suara Pemilih Ahok-Djarot di Pilgub DKI Diprediksi Akan Terpecah




Oleh Buskemal Zaros

JAKARTA, MITRA BANGSA NEWS - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan diikuti oleh tiga pasangan calon. Mereka adalah: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yodhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno.

Dari ketiga pasang calon itu dalam sejumlah hasil survei duet Ahok-Djarot disebut memiliki elektabilitas atau tingkat keterpilihan paling tinggi. Namun bukan berarti elektabilitas duet yang diusung oleh PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura itu tak bisa dikejar.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memperkirakan suara Ahok-Djarot yang didukung 4 partai itu bisa
terpecah. Apalagi saat ini ada dua kubu yang menjadi lawan Ahok yakni Agus Harimurti-Sylvi dan Anies-Sandiaga.

"Suara inkumben bisa terpecah, karena inkumben dikeroyok dari kanan dan kiri. Ada dua kelompok yang menggerogoti suara inkumben," kata Qodari saat berbincang dengan detikcom, Minggu (25/9/2016).

Dengan tiga pasangan calon ini, Qodari memprediksi Pilgub DKI akan berlangsung selama dua putaran. Namun dia belum bisa memprediksi dua pasang yang akan masuk ke putaran kedua.

"Walaupun untuk pastinya harus survei, karena ada 3 pasangan calon kemungkinan Pilkada DKI 2 putaran karena suara inkumben
terpecah," kata Qodari.

Seperti apa peta 'kekuatan' masing-masing pasangan calon?

Pasangan Ahok-Djarot, diusung oleh 4 parpol, yaitu Nasdem (5 kursi DPRD DKI), Hanura (10), Golkar (9), dan PDIP (28). Total kekuatan kursi Ahok-Djarot di DPRD DKI berjumlah 52 kursi. Perolehan suara parpol pendukung Ahok-Djarot di Pemilu 2014 lalu: Nasdem (206.117 suara); Hanura (357.006); Golkar (376.221); dan PDIP (1.231.843). Total perolehan suara keempat parpol itu 2.171.187 suara.

Selain diusung 4 parpol itu, Ahok-Djarot juga didukung oleh relawan Teman Ahok yang mengklaim telah berhasil mengumpulkan satu juta KTP dukungan untuk Ahok.

Duet yang mendaftar kedua, Agus-Sylviana, juga diusung oleh 4 parpol, yaitu Partai Demokrat (10 kursi), PPP (10), PKB (6), PAN (2). Total kursi pendukung Agus-Sylvi di DPRD yaitu 28 kursi. Perolehan suara keempat partai itu, yaitu Partai Demokrat (360.929 suara), PPP (452.224), PKB (260.159), dan PAN (172.784). Total jumlah suara keempat parpol, yaitu 1.246.096 suara.

Pasangan yang mendaftar terakhir, Anies-Sandi, diusung oleh dua parpol, yaitu Gerindra (15 kursi) dan PKS (11). Kekuatan kedua partai di DPRD DKI yaitu 26 kursi. Perolehan suara kedua partai itu di Pemilu 2014, yaitu Gerindra (592.558 suara) dan PKS (424.400), totalnya 1.016.958 suara.

Di atas kertas data tersebut mungkin menggambarkan superioritas pasangan Ahok-Djarot. Namun, seperti yang telah banyak terbukti, pilkada lebih bergantung pada sosok figur, bukan partai pendukungnya.

Sumber: DetikNews

Bayi Kembar Empat Lahir di Surabaya



Bayi Kembar Empat Lahir di Surabaya




SURABAYA, MITRA BANGSA NEWS – Bayi kembar 4 alias Bayi Quadruplets lahir dengan selamat di Surabaya. Bayi yang dipanggil dengan L,O,V, E ini lahir pada hari Rabu, 13 September 2016 di RSUD dr Soetomo,  Surabaya, Jawa Timur melalui operasi caesar.




 

Bayi tersebut merupakan buah hati pasangan Banirsa Suyuti (27) dan Mirna Indriyani (26) warga Jalan Ngagel Mulyo XVI, Surabaya. Saat ini kondisi bayi telah dirawat intensif di Ruang Neonatal Intensif Care Unit.

Awalnya dikira bayi kembar oleh kedua orang tuanya namun usia kehamilan enam bulan barulah diketahui secara pasti kalau kembar empat. 

Proses kelahiran ditangani oleh Tim Pusat Kembar Siam Terpadu (PKST) RSUD dr Soetomo. Bayi kembar 4 ini terdiri dari 1 laki-laki dan 3 perempuan.

Berat badan bayi berjenis kelamin laki­-laki berbobot 2.000 gram, disusul bayi  kedua  berjenis  kelamin  perempuan berbobot 2.100 gram, bayi ketiga perempuan  berbobot  1.500  gram,  dan bayi keempat juga perempuan dengan bobot 1.900 gram.

Belum ada nama yang diberikan namun ayahnya memanggil dengan sebutan “LOVE”,  “Artinya, ini adalah buah hati yang sangat kami cintai,”  ucap pria asli Surabaya ini.

Berhubung lahir secara premature yakni 34 Minggu atau sekitar 8,5 bulan dalam kandungan maka bayi kembar ini dirawat secara intensif dalam pengawasan Divisi Neonatologi  RSUD  dr Soetomo. Semoga bayi dan bundanya sehat selalu….Amiin. 

"Empat cucu saya belum dikasih nama, tetapi rencananya memang sudah ada L O V E, dan di belakangnya nanti ada Safiranya untuk nama tiga bayi perempuan lain," tutur sang nenek, Ellya Farida, kepada Wartawan, di rumahsakit, Rabu, 14 September 2016.

Menurut ayah bayi, Barnis Suyuti, bayi laki laki akan diberi nama ketua tim dokter operasi yang menangani. 

"Kalau anak laki laki akan saya kasih nama ketua tim dokter Manggala yang melakukan operasi caesar, tapi inisial L, tetap masih dipikirkan," kata Barnis Suyuti kepada Wartawan kala ditemui di ruang NICU.
Saat ditanya apakah ada firasat sebelum melahirkan bayi kembar, Barnis Suyuti mengaku tak mendapat firasat aneh, juga istrinya.

"Saya sempat shock melihat hasil scan menunjukkan empat anak itu, apakah bisa menjaga amanah ini. Tapi atas berkat dukungan keluarga saya kembali berusaha tegar untuk membesarkan mereka,"ucap pria yang memiliki usaha bimbingan belajar di Surabaya ini. (boy).

Penculikan Kakak Beradik Salma-Salwa di Bogor



Kronologi Dugaan Penculikan Kakak Beradik Salma-Salwa di Bogor

BOGOR. (MITRA BANGSA NEWS) - Dua bocah cantik bernama Salwa (11) dan adiknya Salma (8) diduga menjadi korban penculikan oleh pengasuhnya berinisial Rainy (RN) di Jalan Guru Mucktar, Nomor 18, RT 02 RW16, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. 

Kedua korban diketahui menghilang sejak Kamis 8 September 2016. Afipudin Abdul Jalil, ayah korban mengaku terakhir kali bertemu dengan kedua putrinya itu Kamis pagi, saat hendak berangkat ke sekolah yang letaknya sekitar 500 meter dari rumah mereka.


Apipudin Abdul Jalil menuturkan peristiwa penculikan tersebut bermula saat RN sedang mengantarkan sekolah kedua anaknya di SDN 5 Cimahpar Kamis, 8 September 2016. Usai mengantarkan anaknya, RN pun pulang ke rumah lalu pergi dengan seseorang hingga akhirnya tidak kembali lagi.

"Awalnya curiga kok abis nganter anak saya langsung pergi tidak pamit terus dijemput orang," katanya, Senin (12/9/2016).

Kemudian, orang tua korban mendatangi ke sekolah putrinya untuk memeriksa keberadaan mereka. Namun, sesampainya dan bertanya kepada guru di sekolah ternyata kedua putrinya tersebut tidak berada di sekolah.
"Saya kaget ternyata anak saya tidak sampai di sekolah. Pas saya tanya-tanya ada yang melihat kalau anak saya itu naik mobil sama seorang pria pakai topi sama si RN juga," tambahnya.

Menyadari hal tersebut, Apipudin mendatangi rumah saudara RN di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor untuk memeriksa keberadaan mereka. Namun, saudara RN tidak mengetahui keberadaanya.

"Saya sempat cari-cari ke rumah saudara RN di Cileungsi. Tapi kata saudaranya tidak tahu menahu, juga tidak pernah datang ke sana. Saya juga sudah coba hubungin tapi nomer RN tidak aktif," jelasnya.

Orang tua korban akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Bogor Utara. Polisi yang mendapat laporan langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut dan memeriksa beberpaa saksi untuk mengetahui keberadaan mereka.

"Saya sempat lacak nomer handphonenya dan diketahui lokasi mereka sedang berada di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tapi setelah kita coba cari tidak ketemu sampai akhirnya kita lapor ke polisi," tuturnya.

Ia berharap agar kedua putri tercintanya dapat segera kembali ke rumah dalam kondisi selamat. "Mudah-mudahan anak saya tidak kenapa-kenapa. Kalau ada yang melihat atau mengetahui keberadaan mereka tolong hubungi polisi," tandasnya.

Salma, siswi kelas 5 dan Salwa siswi kelas 2 itu seperti biasa diantar jemput sekolah oleh pengasuhnya atau asisten rumah tangga bernama Rainy, yang baru lima bulan tinggal di rumah Afip.

Teman lama

Rainy merupakan teman lama istri Afip, sehingga Rainy mendapatkan izin tinggal di rumah Afip. Bahkan, wanita berkerudung itu diberi kepercayaan membawa mobil Honda Mobilio untuk mengantar jemput kedua bocah tersebut.

Namun pada Kamis siang, kedua anaknya tak kunjung pulang. Ia lantas mengecek ke tempat mereka menuntut ilmu di SDN Cimahpar 5.

"Wali kelasnya bilang kedua anak saya engga masuk sekolah," ujar Afip, Senin (2/9/2016).

Ia kemudian mencari tahu tentang keberadaan kakak beradik tersebut kepada teman-teman sekelas hingga pemilik warung, yang lokasinya tak jauh dari rumah Afip.

"Pemilik warung sempat lihat anak-anak saya ke arah sekolahan, terus Rainy pulang lagi ke rumah nyimpen mobil, engga lama keluar lagi," ujar Afip menuturkan ucapan pemilik warung.

Sebelum lonceng sekolah berbunyi, lanjut Afip, salah seorang guru juga sempat melihat Salma dan Salwa berpindah kendaraan dari mobil Honda Mobilio ke mobil Toyota Avanza.

"Salah satu guru lihat Salma dan Salwa pindah mobil di depan sekolahan. Terus pergi," kata dia.

Rupanya, usai memindahkan kedua bocah itu, Rainy kembali ke rumah Afip untuk menyimpan kendaraan. Sementara, mobil Avanza yang dikemudikan pria yang mengenakan topi itu menunggu Rainy sekitar 200 meter dari rumah korban.

"Yang lihat pemilik warung, tapi enggak tahu di dalam mobil itu ada siapa saja, karena lihatnya dari jauh," ujar dia.

Kecurigaan Afip makin menguat bahwa yang membawa kabur kedua anaknya tak lain adalah Rainy. Terlebih, pasca menghilangnya Salma dan Salwa, Rainy menghilang secara misterius. Telepon genggamnya pun tiba-tiba tidak aktif.

Verawati Kurnia, ibu korban mengaku sudah curiga pada saat Rainy kembali bergegas pergi usai mengantarkan anak-anak pergi ke sekolah.

"Tidak seperti biasanya, pulang nyimpen mobil terus berangkat lagi," ujar Vera.

Versi Polisi

Polisi masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi terkait penculikan terhadap dua anak perempuan Salwa (11) dan Salma (8), yang hilang saat akan berangkat sekolah pada Kamis 8 September 2016.
Dari informasi yang diberikan pelapor yang juga merupakan orangtua kedua anak ini, Afipudin Abdul Jalil, kedua anaknya sebelum hilang, diantar oleh seorang terlapor berinisial R yang memang kerap mengantarkan kedua anaknya ke sekolah.

"Pelapor mengenal dengan terlapor R. Terlapor ini, ditampung oleh pelapor, karena keduanya saling kenal sejak lama," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Yusri Yunus, melalui pesan singkatnya yang diterima wartawan kami, Senin (12/9/2016). 

Sementara itu, berdasarkan pengakuan para saksi-saksi, Salma dan Salwa diketahui merupakan anak angkat pelapor.

"Kedua gadis ini juga diketahui, dekat dengan terlapor," ucapnya.

Karena kasihan

Kapolres Bogor Kota, AKBP Muhammad Darwis mengatakan pelaku RN akhirnya ditangkap dan penangkapan pelaku berinisial RA ini bekerjasama dengan Polda Metro, Polda Jabar, dan PolresBogor. Kedua korban sudah dikembalikan ke rumah korban.



"Jadi kita dapatkan RA ini di tempat persembunyiannya di daerah Jonggol, Kabupaten Bogor," ujar Kapolres, Kamis (15/9).

Pihak kepolisian masih terus melakukan penyidikan lebih dalam terkait kasus penculikan ini.
"Ya hingga saat ini memang baru RA yang kita amankan, dan kita masih terus dalami, jika ada kemungkinan tersangka lain atau tidak," jelasnya.

Dari keterangan pihak kepolisian, RA membawa Salma dan Salwa atas dasar kasihan.
Saat dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, RA mengatakan merasa kasihan terhadap Salma dan Salwa karena kurang mendapat perhatian orang tuanya.

"Motif sementara dari hasil pemeriksaan awal RA merasa kasihan dengan kedua korban, karena menurut RA itu keduanya kurang mendapat perhatian," jelasnya

Namun meski demikian pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman terkait kasus Salma dan Salwa.
Jika terbukti bersalah RA bisa dikenakan pasal 328 dan 330 KUHP tentang membawa lari anak di bawah umur.

Selain itu RA pun bisa dikenakan Undang-undang perlindungan anak.
"RA bisa disangkakan dengan pasal 328 dan 330 dengan ancaman 9 sampai 12 tahun penjara, dan UU perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun," ungkap Kapolres.

Sementara itu, sampai Kamis ini Salwa dan Salma belum masuk sekolah.

Dedeh Ulandari (31), guru sekaligus wali kelas Salwa mengatakan, hingga hari ini kedua anak itu masih beristirahat di rumahnya dan belum masuk sekolah.

"Belum masuk karena masih istirahat dan juga harus memberikan keterangan kepada polisi," ujar Dedeh.
Dedeh menambahkan ia pun tidak mengetahui kapan Salma dan Salwa akan kembali ke sekolah

"Belum tau kalau kapan masuk sekolahnya, mungkin kalau urusannya sudah selesai," katanya.
Meski belum masuk, sejak Rabu kemarin beberapa guru di SD Cimahpar 5 sudah menjenguk Salma dan Salwa.

Kondisi Salma dan Salwa kata Dedeh cukup sehat dan sudah bisa bermain dengan beberapa teman di sekitar rumahnya.

" Alhamdulillah sehat," jelasnya.

Pantauan di rumah Salwa dan Salma di Jalan Guru Muchtar, Kampung Kebon Karet, Kelurahan Cimahpar, Bogor Utara, Kota Bogor tidak terlihat aktifitas.

Pagar rumahnya pun tertutup rapat. Tidak ada mobil yang diparkir di dalam garasi rumah bercat krem tersebut. (boy).

Jumat, 15 April 2016

Launching Terbentuknya PWRI Provinsi Bengkulu



Launching Terbentuknya PWRI Provinsi Bengkulu

 Ketua Umum PWRI Pusat Suryanto MH (baju putih) dan Presiden Jokowi
 Logo PWRI

JAKARTA, (MITRA BANGSA NEWS) – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Provinsi Bengkulu pada awal Juni 2016 mendatang ini akan menggelar launching terbentuknya PWRI di daerah itu.

Dalam keterangan via telepon selulernya kepada Mitra Bangsa News di Jakarta, Ketua DPD PWRI Provinsi Bengkulu, Novryantoni, SE mengatakan, launching terbentuknya kepengurusan lengkap PWRI Provinsi Bengkulu merupakan suatu keniscayaan agar PWRI yang baru berdiri di daerah Bengkulu segera dikenal oleh pemerintajh dan rakyat Provinsi Bengkulu.

“Dengan kehadiran organisasi wartawan PWRI di Provinsi Bengkulu maka kini Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Provinsi Bengkulu punya teman atau mitra organisasi pers (sejenis) yaitu PWRI,” kata Ryan – demikian Novryantoni biasa disapa.

Nama kegiatan acara launching tersebut adalah Peresmian Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Wartawan Republik Indonesia Provinsi Bengkulu dan Pelantikan DPD PWRI Provinsi Bengkulu.

Acara yang menurut rencana akan diselenggarakan di gedung serba guna kantor gubernur Bengkulu akan berlangsung selama empat hari (10 s/d 13 Juni 2016).

Dikatakan oleh Ryan, DPD PWRI Provinsi Bengkulu terbentuk pada tahun 2015 berdasarkan legalitas badan hukum SK Menkum HAM No.C.1664.HT.03.02 Th 2016 tanggal: 4-11-2016 dan legalitas  Kesbangpol Provinsi Bengkulu Nomor 001/A-/PWRI/13/Oktober/2015 tanggal 13 Oktober 2015.

Hingga November 2014 PWRI se-Indonesia sudah terbentuk di 30 pengurus PWRI provinsi dan 150 oengurus PWRI kabupaten/kota definitif. Sedangkan saat Mukernas Ancol awal tahun 2016 sudah terbentuk 165 pengurus kabupaten/kota definitif. Kini berkembang terus PWRI semakin diminati dan banyak orang yang datang menyatakan ingin bergabung dengan PWRI. (boy).